Antara Iman Dan Logika
Antara Iman dan Logika
Iman
Iman adalah ranah Hati, sedangkan logika adalah ranah otak. Kemudian Hati juga berkaitan dengan hal-hal spiritual (ruhani) sedangkan otak berkaitan degan hal jasmaniyah.
Iman adalah kepercayaan yang tertanam dalam hati, iman berperan penting dalam menjalankan kehidupan di dunia ini. Iman landasan atau pondasi utama Manusia berperan menopang segala masalah batiniah dan jasmani, bagaimana tidak? Ketika seseorang mengalami berbagai masalah kehidupan jika tidak memilik iman pastinya akan terjerumus dalam lembah hitam.
contoh, ketika di hadapakan masalah ekonomi yang Umumnya setiap individu mengalaminya, karena kesulitan, atau kurangnya rasa syukur, jika tidak adanya iman dalam hati dan akal jernih mereka pastilah keputusasaan yang menghampiri, padahal putus asa adalah sesuatu yang tidak dianjurkan dalam mengarungi kehidupan.
Baca :Mengenal Hati,Qolbu, Ruh dan akal
Logika
Logika, logika adalah konsep berfikir yang mengedepankan nalar dan kenyataan. berbanding terbalik antara iman dan logika.
ketika Iman adalah hal yang bisa dikatakan sesuatu yang tidak dapat di logika kan sedang Logika adalah melihat nyata atau dapat di telusuri kebenaranya.
Antara Iman dan Logika sebenarnya dapat berjalan beriring saling melengkapi, jika kita bisa menerapkan ke duanya, maka kita akan faham fungsi dari Akal dan Iman, bagaimana antara Iman dan Akal bertautan untuk memahami sebuah tujuan hidup.
Berdasarkan kenyataan bahwa akal/nalar/logika tidak bisa ditanggalkan saat manusia dihadapkan pada situasi harus membuat keputusan apakah menerima atau menolak, meyakini atau menyangkal, mengamini atau mengkritisi sesuatu, maka sesungguhnya iman dan logika itu adalah satu kesatuan fungsi.
Tanpa akal, tidak akan ada keyakinan spiritual (iman).
Tanpa nalar, tidak akan ada iman.
Tanpa logika, tidak akan ada dogma/agama.
Tanpa pikiran, bagaimana kita mengenal Tuhan.
Hanya pikiran (hasil kerja otak) yang menjadikan manusia terbentuk sebagai makhluk beradab (sosial) sekali gus sebagai makhluk spiritual.
Seperti kutipan kataDari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْىِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ
“Seandainya agama dengan logika, maka tentu bagian bawah khuf (sepatu) lebih pantas untuk diusap daripada atasnya. Sungguh aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya (sepatunya).” (HR. Abu Daud ).
Kemudian, Jika logika saja yang dipakai, maka tidak bisa jadi dalil. Ijtihad dengan logika adalah hasil kesimpulan dari memahami dalil Al Qur’an dan hadits.” (Syarh Kitab Ath Thoharoh min Bulughil Marom, hal. 249).
Jangan biarkan logika kita menjadikan kita bimbang dalam menjalani hidup sehari-hari, sebab dimana ada kebimbangan disitu ada kesalahan tetapi dimana ada kebenaran disitu ada kemuliaan. Firman Tuhan bukanlah sesuatu untuk diperdebatkan atau menjadi kebimbangan, melainkan dilakukan dengan setia demi kemuliaan Tuhan.
Maka selalu kendalikan logika dibawah iman, bukan sebaliknya.
"Otak manusia tidak akan mampu menjangkau/memahami eksistensi Tuhan tanpa Iman"
“Tuhan hanya bisa dipahami lewat iman dan logika”
“Nalar tidak akan bisa mengurai sesuatu yang gaib, hanya batin yang bersih dan beriman lah yang bisa memahaminya”
Selalu miliki keyakinan pada pencipta kita, bukan pada pemikiran kita semata. Tuhan adalah Allah yang maha dahsyat, yang sanggup melakukan hal-hal yang bahkan tidak bisa diterima oleh logika kita, Karena memang seharusnya seperti itu.
Maka Antara Logika dan Iman adalah satu kesatuan Agama yang menjadikan Manusia sebagai Khalifah Dunia.
Baca Juga : 14 Nasehat Sunan Kali jaga